Hai, lama tak menyapa pembaca setia di blog kesayangan kita ini.
Saat ini, saya sudah resmi berpindah tugas ke Dubai, tepatnya di salah satu perusahaan minyak dan gas lepas pantai (offshore) yang beroperasi di perairan Dubai. Walau lokasi berubah, saya tetap fokus di bidang yang saya cintai — maintenance engineering, khususnya untuk rotating equipment.
Kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana karakteristik cuaca di Dubai memengaruhi manajemen air inlet filter pada gas turbine package — topik yang sangat relevan bagi kita yang bekerja di offshore platform, apalagi dalam lingkungan ekstrem seperti Middle East.
Cuaca Dubai dan Dampaknya ke Air Inlet Filter
Dubai mulai memasuki musim panas sejak bulan April, dan puncaknya terjadi sekitar bulan Juli. Selain suhu yang ekstrem, kelembapan udara (humidity) juga sangat tinggi. Tidak jarang kita menghadapi badai pasir atau debu, yang makin memperberat beban kerja sistem filtrasi. Memasuki bulan September, hujan mulai turun, menciptakan tantangan baru dalam manajemen peralatan.
Dalam kondisi summer seperti ini, air inlet filter sering mengalami penyumbatan (blockage) akibat akumulasi debu dan partikel halus. Akibatnya, differential pressure (dP) pada filter meningkat signifikan, bahkan bisa memicu unit shutdown jika tidak dikelola dengan baik.
Desain dan Strategi Penggantian Filter
Di offshore platform kami, sistem air intake filter untuk gas turbine package terdiri dari 3 stage filter:
-
Stage 1 (Coalescer/Pre-filter) – dapat diganti saat unit online
-
Stage 2 (Fine Filter) – juga dapat diganti saat unit online
-
Stage 3 (HEPA Filter) – hanya dapat diganti saat unit standby
Kami memiliki alarm dP di level 5 inch H₂O dan trip di level 7 inch H₂O. Jika dP mencapai alarm, biasanya kami hanya mengganti stage 1, namun dalam kondisi berat stage 2 juga diganti. Penggantian stage 3 sangat jarang dilakukan karena sifatnya yang lebih tahan lama dan membutuhkan kondisi shutdown.
Tantangan Manajemen Stok Filter
Manajemen warehouse kami menggunakan sistem min/max inventory, di mana saat stok mencapai batas minimum, otomatis akan dibuatkan Purchase Order (PO) untuk mengisi hingga stok maksimum.
Kami menggunakan dua tipe filter:
– AAF untuk 10 gas turbine packages
– Freudenberg untuk 14 gas turbine packages
Kendala yang sering kami alami adalah nilai minimum stok hanya diset 1 set (72 filter). Jika ada lebih dari satu unit yang mengalami kenaikan dP secara bersamaan dan perlu penggantian stage 1, stok bisa langsung habis. Kehabisan stok ini sangat berisiko, apalagi jika filter mengalami blockage mendadak di tengah musim summer.
Solusi yang Kami Terapkan
Agar operasi tetap aman dan handal, berikut dua strategi yang terbukti efektif:
-
Airfreight untuk Replenishment Cepat
Saat stok menyentuh batas minimum, kami pastikan PO dibuat dengan pengiriman airfreight agar lead time lebih singkat dan filter segera tersedia. -
Proaktif Procurement di Bulan Februari
Setiap Februari — sebelum musim panas tiba — kami meminta tim planner untuk membuat manual PR (Purchase Requisition) guna pembelian tambahan filter, terutama untuk stage 1 dan stage 2. Ini adalah langkah preventif agar stok aman menjelang periode paling kritis.
Semoga sharing pengalaman ini bisa memberikan gambaran lebih jelas tentang tantangan dan best practice manajemen filter di offshore platform wilayah Middle East, khususnya Dubai.
Jika rekan-rekan ada yang punya pengalaman serupa atau tips tambahan, silakan berbagi di kolom komentar. Sampai jumpa di tulisan berikutnya!
Salam engineering,
Sint Helent Dinara
– Dubai Offshore –
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan feel free ya