Minggu, 23 September 2018

Start Sequence Aero-derivative Engine RB211 dan beberapa kegagalannya


Kali ini saya akan share tentang start up sequence engine RB211, tapi kita batasi pembahasannya pada saat sequence sudah masuk ke engine saja ya, karena kalua terlalu panjang pegel juga nulisnya hehehe.

GAMBAR

Setelah sequence mencapai stage “ Valves in Position To Run”, step selanjutnya sequence masuk ke Engine. Adapun stage-stage nya start up sequence di engine adalah sebagai berikut :

1.      GG LO system ready
Pada stage ini SLO pump DUTY akan running dan GG Hydraulic Oil pressure harus mencapai 600 psig dalam waktu 60 detik. Jika dalam 60 detik tidak tercapai maka start sequence akan gagal dengan indikasi GG Oil System Incomplete Sequence.

Ada hal yang perlu di perhatikan, jika saat awal start sequence ini SLO pump nya switching dari Duty pump ke Standby pump maka berarti terjadi penurunan tekanan dengan tekanan SLO kurang dari 606 psig. KEmungkinan yang terjadi adalah :
1.      Duty Pump bermasalah
2.      Accumulator tekanannya sangat kurang.
Silakan baca detailnya di


Eit…..Jangan salah sangka ya, 600 psig ini bukan tekanan oli yang digunakan untuk pelumasan tapi tekanan oli dyraulic yang digunakan untuk menggerakkan IGV ram.
Sedangkan tekanan oli yang untuk pelumasan tidak ada pressure gage nya sehingga kita tidak mengetahui nilai tekanannya.

Selengkapnya tentang SLO ini bisa di baca lagi di link berikut :
2.      Hydraulic starter warming up
Setelah SLO system ready, selanjutnya logic akan masuk ke stage warming. Pada stage ini sebenarnya ada logic pilihan waktu untuk timer nya, yaitu jika GG Air Inlet temperature kurang dari 32F maka lama waktu warming up starternya 40 detik. Namun apabila GG Air inlet temperature lebh dari 32F maka warming up nya hanya 20 detik. Karena kita berada di daerah tropis dimana ambient temperaturenya selalu di sekitar 80-an F, maka sudah tentu delaly timer untuk warming up nya adalah 20 detik.

Untuk engine RB 211 di BLK FPSO, berbeda lagi logic nya.
Durasi warming up ini adalah 180 detik, dan Starter Lube oil temperature harus mencapai 95F.
Biasanya saat awal mula start, timer sudah mencapai 180 detik namun belum tercapai temperature 95F sehingga warming up stage ini terus berlangsung hingga set point temperature ini tercapai.

Logic yang di BLK FPSO ini dirubah sebagi follow up dari kerusakan hydraulic starter gearbox yang terjadi beberapa tahun lalu. Hasil investigasi dari Rolls Royce menyebutkan bahwa gearbox starter tidak mendapatkan laju aliran SLO untuk pendinginan yang cukup dan kemudian merekomendasikan untuk memperpanjang waktu warming up ini hingga tercapai temperature starter 95F.

3.      GG LO Actuator in Prewet
Tepat setelah warming up stage terlampaui, kemudian Hydraulic starter motor block valve di buka dan hal ini akan men-trigger status “Hydraulic Starter System Ready” di UCP HMI FT-210.
Kemudian logic akan memerintahkan threeway valve selector SLO switching (berpindah) dari selector ke bypass (menuju reservoir tank) kemudian di ubah menuju prewet line. Aliran SLO mengalir melalui prewet line ini dengan laju aliran 1.5 liter / menit.
Prewet line ini adalah jalur pelumasan menuju ke engine tapi dalam jumlah yang kecil karena ada orifice nya.
Lebih detailnya silakan baca lagi :
di bagian “Pada saat engine standby dan SLO pump running.

Kegagalan yang pernah terjadi :
Switching dari selector bypass ke selector prewet ini dibatasi oleh watchdog timer selama 20 detik saja. Jika dalam 20 detik switching gagal maka starts sequence akan gagal dengan indikasi “SSLOC selector prewet fail SD”.

Ada 2 kemungkinan yang sering terjadi jika kita mengalami hal ini :
·        Prewet Plunger stuck.
Plunger ini sering stuck karena pada lingkungan offshore equipment yang diam pada waktu yang lama cenderung akan muncup deposit garam laut atau muncul karat.
Jika hal ini yang terjadi maka lepas plunger tersebut dan manual exercise serta semprot dengan SLO. Jangan gunakan WD-40 karena ini akan memicu pertumbuhan karat. Pengalaman selama ini jika kita gunakan WD-40, maka kemudian 1 hari berikutnya plunger ini akan stuck kembali. Jika kita gunakan SLO insyaAllah lebih tahan lama untuk tidak terjadi stuck lagi.

GAMBAR

·        Prewet status atau Bypass status Feedback cable putus / bad connection.
Umumnya kasus ini terjadi karena connector nya patah. Jika hal ini terjadi maka ganti kabel saja, kalo tidak ada sapre cable nya maka silakan gunakan kreativitas mu untuk menyolder connector yang patah ini hehehehehe.

GAMBAR

4.      GG To Purge Speed
Setelah PLC mendapat sinyal feedback SLO selector bahwa three way valve sudah pada posisi prewet  DAN GG NH Speed dibawah 250 rpm maka, kemudian PLC akan melanjutkan sequence ke Starter on Command dan engine akan digerakkan oleh VOLVO hydraulic starter gearbox pada N2 nya. Pada kondisi ini nilai antara Ns (putaran starter)dan NH (putaran high speed) adalah sama.

Engine RB211 NB:
Terdapat watchdog timer untuk engine NH mencapai 750 rpm dalam 30 detik untuk engine RB211 di NB. Sebagai tambahan informasi, saat NH mencapai 500 rpm, alarm Starter Motor Crash Re-Engagement Shutdown akan di aktifkan.
Untuk engine RB211 di NB ada watchdog timer dari N2 750 rpm hingga mencapai N2 2900 rpm harus dalam 40 detik.

Engine RB211 BLK:
Sedangkan engine RB211 di BLK watchdog timer nya untuk mencapai Ns 500 rpm dalam 10 detik.
Selanjutnya engine terus mendapatkan akselerasi hingga mencapai Purge speed di NH = 2900 rpm. Untuk timernya, engine RB211 BLK watchdog timernya dari 0 rpm hingga N2 mencapai 2900 rpm harus dicapai dalam 80 detik.

Jika timer-timer tersebut tidak terpenuhi target nya maka sequence akan gagal dengan indikasi GG To Purge Speed Incomplete Sequence Shutdown.

Kasus yang pernah terjadi :
·        Starter gearbox hancur
Ini adalah kejadian fatal, dan semoga tidak terulang lagi. Jika kerusakannya adalah ini maka kita harus mengganti VOLVO starter gearbox dan juga flushing SLO karena metal debris ini akan masuk ke SLO tank atau starter tank dan ini berbahaya jika terbawa ke bearing.
·        Ns not detected.
Jika Ns tidak tetap menunjukkan Ns = 0 rpm tapi NH menunjuk angka putaran tertentu maka bisa dipastikan magnetic pick up (MPU) nya bermasalah. Maka silakan ganti MPU Ns ini. Jika Ns tidak terbaca maka sequence akan gagal dengan indikasi “Ns speed Not Detected”.
·        Pump stroker tidak bergerak dan Ns = 0 rpm
Jika Ns dan NH nilai nya tetap 0 rpm, maka bisa dipastikan ada trouble di sisi hydraulic starter pump. Selama ini yang pernah terjadi adalah karena pump stroker yang stuck atau solenoid nya yang sudah lemah.
o   Jika solenoid nya sudah lemah yang ditunjukkan dengan nilai resistance nya lebih besar dari 80 ohm, maka silakan ganti selenoidnya.
o   Jika masalahnya stroker (plunger) nya susah bergerak, maka silakan ganti saja dengan plungernya saja yang bermasalah.

5.      GG Purge
Sequence GG Purge ini adalah sequence pembilasan dengan menggunakan udara dari hasil kompresi yang dilakukan oleh compressor engine pada speed Nh 2900 rpm. Hal ini untuk memastiakn tidak ada gas yang terjebak di dalam ruang bakar, turbine dan juga exhaust line hingga ke exhaust stack / tower.
Durasi purging ini berbeda tergantung volume yang perlu dibilas, semakin panjang jalur menuju ke stack maka volume yang diperlukan juga semakin banyak dan durasi purging makin panjang. Umumnya udara yang digunakan untuk purging ini sebanyak 5 kali lipat dari volume yang akan dibilas.
Untuk NB durasi GG purge adalah 60 detik sedangkan untuk BLK durasi GG purge adalah 90 detik.


Maaf belum selesai    
nanti kalo ada waktu lagi insyaAllah dilanjutin lagi ya.....
Masih ada beberapa step lagi sebagai berikut :

6.      GG Ignition Detected
7.      GG NH PUllaway 
8.      GG Starter Cut 
9.      GG To Idle Speed 
10.   PT Breakaway  
11.   PT Warm Up 
12.   PT Acceleration




Start Sequence Aero-derivative Engine RB211 dan beberapa kegagalannya


Kali ini saya akan share tentang start up sequence engine RB211, tapi kita batasi pembahasannya pada saat sequence sudah masuk ke engine saja ya, karena kalua terlalu panjang pegel juga nulisnya hehehe.

GAMBAR

Setelah sequence mencapai stage “ Valves in Position To Run”, step selanjutnya sequence masuk ke Engine. Adapun stage-stage nya start up sequence di engine adalah sebagai berikut :
1.      GG LO system ready
Pada stage ini SLO pump DUTY akan running dan GG Hydraulic Oil pressure harus mencapai 600 psig dalam waktu 60 detik. Jika dalam 60 detik tidak tercapai maka start sequence akan gagal dengan indikasi GG Oil System Incomplete Sequence.

Ada hal yang perlu di perhatikan, jika saat awal start sequence ini SLO pump nya switching dari Duty pump ke Standby pump maka berarti terjadi penurunan tekanan dengan tekanan SLO kurang dari 606 psig. KEmungkinan yang terjadi adalah :
1.      Duty Pump bermasalah
2.      Accumulator tekanannya sangat kurang.
Silakan baca detailnya di


Eit…..Jangan salah sangka ya, 600 psig ini bukan tekanan oli yang digunakan untuk pelumasan tapi tekanan oli dyraulic yang digunakan untuk menggerakkan IGV ram.
Sedangkan tekanan oli yang untuk pelumasan tidak ada pressure gage nya sehingga kita tidak mengetahui nilai tekanannya.

Selengkapnya tentang SLO ini bisa di baca lagi di link berikut :

2.      Hydraulic starter warming up
Setelah SLO system ready, selanjutnya logic akan masuk ke stage warming. Pada stage ini sebenarnya ada logic pilihan waktu untuk timer nya, yaitu jika GG Air Inlet temperature kurang dari 32F maka lama waktu warming up starternya 40 detik. Namun apabila GG Air inlet temperature lebh dari 32F maka warming up nya hanya 20 detik. Karena kita berada di daerah tropis dimana ambient temperaturenya selalu di sekitar 80-an F, maka sudah tentu delaly timer untuk warming up nya adalah 20 detik.

Untuk engine RB 211 di BLK FPSO, berbeda lagi logic nya.
Durasi warming up ini adalah 180 detik, dan Starter Lube oil temperature harus mencapai 95F.
Biasanya saat awal mula start, timer sudah mencapai 180 detik namun belum tercapai temperature 95F sehingga warming up stage ini terus berlangsung hingga set point temperature ini tercapai.

Logic yang di BLK FPSO ini dirubah sebagi follow up dari kerusakan hydraulic starter gearbox yang terjadi beberapa tahun lalu. Hasil investigasi dari Rolls Royce menyebutkan bahwa gearbox starter tidak mendapatkan laju aliran SLO untuk pendinginan yang cukup dan kemudian merekomendasikan untuk memperpanjang waktu warming up ini hingga tercapai temperature starter 95F.

3.      GG LO Actuator in Prewet
Tepat setelah warming up stage terlampaui, kemudian Hydraulic starter motor block valve di buka dan hal ini akan men-trigger status “Hydraulic Starter System Ready” di UCP HMI FT-210.
Kemudian logic akan memerintahkan threeway valve selector SLO switching (berpindah) dari selector ke bypass (menuju reservoir tank) kemudian di ubah menuju prewet line. Aliran SLO mengalir melalui prewet line ini dengan laju aliran 1.5 liter / menit.
Prewet line ini adalah jalur pelumasan menuju ke engine tapi dalam jumlah yang kecil karena ada orifice nya.
Lebih detailnya silakan baca lagi :
di bagian “Pada saat engine standby dan SLO pump running.

Kegagalan yang pernah terjadi :
Switching dari selector bypass ke selector prewet ini dibatasi oleh watchdog timer selama 20 detik saja. Jika dalam 20 detik switching gagal maka starts sequence akan gagal dengan indikasi “SSLOC selector prewet fail SD”.

Ada 2 kemungkinan yang sering terjadi jika kita mengalami hal ini :
·        Prewet Plunger stuck.
Plunger ini sering stuck karena pada lingkungan offshore equipment yang diam pada waktu yang lama cenderung akan muncup deposit garam laut atau muncul karat.
Jika hal ini yang terjadi maka lepas plunger tersebut dan manual exercise serta semprot dengan SLO. Jangan gunakan WD-40 karena ini akan memicu pertumbuhan karat. Pengalaman selama ini jika kita gunakan WD-40, maka kemudian 1 hari berikutnya plunger ini akan stuck kembali. Jika kita gunakan SLO insyaAllah lebih tahan lama untuk tidak terjadi stuck lagi.

GAMBAR

·        Prewet status atau Bypass status Feedback cable putus / bad connection.
Umumnya kasus ini terjadi karena connector nya patah. Jika hal ini terjadi maka ganti kabel saja, kalo tidak ada sapre cable nya maka silakan gunakan kreativitas mu untuk menyolder connector yang patah ini hehehehehe.

GAMBAR

4.      GG To Purge Speed
Setelah PLC mendapat sinyal feedback SLO selector bahwa three way valve sudah pada posisi prewet  DAN GG NH Speed dibawah 250 rpm maka, kemudian PLC akan melanjutkan sequence ke Starter on Command dan engine akan digerakkan oleh VOLVO hydraulic starter gearbox pada N2 nya. Pada kondisi ini nilai antara Ns (putaran starter)dan NH (putaran high speed) adalah sama.

Engine RB211 NB:
Terdapat watchdog timer untuk engine NH mencapai 750 rpm dalam 30 detik untuk engine RB211 di NB. Sebagai tambahan informasi, saat NH mencapai 500 rpm, alarm Starter Motor Crash Re-Engagement Shutdown akan di aktifkan.
Untuk engine RB211 di NB ada watchdog timer dari N2 750 rpm hingga mencapai N2 2900 rpm harus dalam 40 detik.

Engine RB211 BLK:
Sedangkan engine RB211 di BLK watchdog timer nya untuk mencapai Ns 500 rpm dalam 10 detik.
Selanjutnya engine terus mendapatkan akselerasi hingga mencapai Purge speed di NH = 2900 rpm. Untuk timernya, engine RB211 BLK watchdog timernya dari 0 rpm hingga N2 mencapai 2900 rpm harus dicapai dalam 80 detik.

Jika timer-timer tersebut tidak terpenuhi target nya maka sequence akan gagal dengan indikasi GG To Purge Speed Incomplete Sequence Shutdown.

Kasus yang pernah terjadi :
·        Starter gearbox hancur
Ini adalah kejadian fatal, dan semoga tidak terulang lagi. Jika kerusakannya adalah ini maka kita harus mengganti VOLVO starter gearbox dan juga flushing SLO karena metal debris ini akan masuk ke SLO tank atau starter tank dan ini berbahaya jika terbawa ke bearing.
·        Ns not detected.
Jika Ns tidak tetap menunjukkan Ns = 0 rpm tapi NH menunjuk angka putaran tertentu maka bisa dipastikan magnetic pick up (MPU) nya bermasalah. Maka silakan ganti MPU Ns ini. Jika Ns tidak terbaca maka sequence akan gagal dengan indikasi “Ns speed Not Detected”.
·        Pump stroker tidak bergerak dan Ns = 0 rpm
Jika Ns dan NH nilai nya tetap 0 rpm, maka bisa dipastikan ada trouble di sisi hydraulic starter pump. Selama ini yang pernah terjadi adalah karena pump stroker yang stuck atau solenoid nya yang sudah lemah.
o   Jika solenoid nya sudah lemah yang ditunjukkan dengan nilai resistance nya lebih besar dari 80 ohm, maka silakan ganti selenoidnya.
o   Jika masalahnya stroker (plunger) nya susah bergerak, maka silakan ganti saja dengan plungernya saja yang bermasalah.

5.      GG Purge
Sequence GG Purge ini adalah sequence pembilasan dengan menggunakan udara dari hasil kompresi yang dilakukan oleh compressor engine pada speed Nh 2900 rpm. Hal ini untuk memastiakn tidak ada gas yang terjebak di dalam ruang bakar, turbine dan juga exhaust line hingga ke exhaust stack / tower.
Durasi purging ini berbeda tergantung volume yang perlu dibilas, semakin panjang jalur menuju ke stack maka volume yang diperlukan juga semakin banyak dan durasi purging makin panjang. Umumnya udara yang digunakan untuk purging ini sebanyak 5 kali lipat dari volume yang akan dibilas.
Untuk NB durasi GG purge adalah 60 detik sedangkan untuk BLK durasi GG purge adalah 90 detik.

6.      GG Ignition Detected
7.      GG NH PUllaway
8.      GG Starter Cut
9.      GG To Idle Speed
10.   PT Breakaway
11.   PT Warm Up
12.   PT Acceleration

Minggu, 05 Agustus 2018

VFD PowerFlex755 yang digunakan untuk Starter for Solar Turbine Taurus 60/70


Hai teman teman,
Kali ini catatan ini bercerita tentang VFD (Variable Frequency Drive). Catatan ini dibuat dalam rangka pengalaman up grade VFD dari model GV3000 Siemens ke model PowerFlex 755 Rockwell dikarenakan GV3000 ini sudah obsolete.

VFD adalah salah satu komponen yang digunakan pada saat start up sistem suatu rotating equipment, dalam kasus ini adalah gas tubine generator Solar Turbine Taurus 60. VFD atau sering juga di sebut VSD (Variable Speed Drive) ini berguna untuk mengatur putaran motor starter dari mulai 0 % NGP hingga starter disengage pada 60% NGP pada start up sequence Turbine Taurus 60 Solar turbine. VFD ini mendapat command dari PLC Turbine kemudian di dalam VFD ini juga terdapat konfigurasi driver untuk mengatur acceleration time, atau torque limit atau speed cut, atau yang lainnya lagi tergantung dari pemakaian motor starter atau motor driver yang digunakan.
Dalam hal ini, VFD hanya kami gunakan untuk mengatur pergerakan motor starter di turbine generator.

VFD terdiri dari 3 Bagiana utama :
3 Bagian Utama VFD

1. Rectifier (penyearah)

Rectifier adalah bagian dari power supply yang berfungsi untuk mengubah dari tegangan AC ke DC.
Komponen utama penyusun rectifier ini adalah diode. Seperti kita ketahui bahwa diode memiliki karakteristik hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya (seperti check valve di dunia proses). Jadi jika diode dialiri arus bolak balik (AC) maka diode hanya akan meneruskan setengah gelombang saja (DC).

Rectifying

2. DC link

Untuk meratakan tegangan DC dari rectifier ini, maka tegangan dimasukkan ke DC link. Komponen utama penyusun DC link berupa kapasitor atau induktor.


3. Inverter
Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya adalah Semikonduktor aktif seperti IGBT. Tegangan DC dipotong potong dan dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.
Dengan pengaturean frekuensi yang dilakukan ini maka kita bisa melakukan pengaturan speed motor sesuai yang diinginkan. Hubungan antara frekuensi dan kecepatan motor dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Ns = 120 . f / p
Dimana :
ns = Kecepatan putaran medan stator
120 = Konstanta
f = Ferekuensi ( Hz )
P = Jumlah Kutup Motor ( Pole )


POWERFLEX 755
Selanjutnya kita akan lebih bercerita tentang PowerFlex 755 ini.
Powerflex series 750 ada 2, yaitu PowerFlex 753 dan PowerFlex 755. Perbedaannya adalah pada model 755 ini :
1.      Sudah ada EtherNet/IP communications
2.      Advanced position control
3.      Torque proving
4.  Melakukan control motor servo dengan menggunakan Integrated Motion pada EtherNet/IP Network

Control hardware yang ada di PowerFlex 750 series ini ada 4 macam, yaitu :
1.      HIM (Human Interface Mudule) dan LED
HIM (Human Interface Module) 

2.      Power Terminal Block
3.      MCB (Main Control Box)
Di dalam MCB ini terdapat proscessor dan juga data2 parameter kita simpan di sini.
Jadi pastikan file project kita di back up dalam bentuk file .dno, sehingga ada masalah dengan suatu modul maka kita tinggal ganti modul tersebut dan download lagi file .dno tersebut.
MCB (Main Control Board) yang terdapat Processor didalamnya


4.      Option cards
Option cards ini ada banyanya port nya, bisa dipasang sesuai kebutuhan. Karena bentuknya adalah modular / card maka jika ada kerusakan kita bisa menggantinya per module / port yang rusak.

Berikut ini gambar port module 4, 5, 6, 7,dan 8 serta salah satu option card (modul yang berwarna merah).
Port 4, 5, 6, 7 dan 8 serta option module


Identifikasi Kerusakan
Setelah kita tahu cara kerja VFD dan tahu struktur komponen hardware VFD PowerFlex 755, selanjutnya kita akan berbagi informasi mengenai identifikasi kerusakan. PowerFlex 755 sudah dilengkapi dengan HIM yang interaktif sehingga jika ada alarm atau fault akan di tampilkan di layar HIM dan di LEDs yang ada di samping layar HIM dan bisa juga dilihat di software DriveTools ketika laptop kita sudah connect ke Ethernet di module processor nya PowerFlex 755 melalui DPI.

Ketika kita connect ke PowerFlex 755 dengan laptop kita yang sudah terinstall software Drivetools, maka akan muncul Fault Code :
07006           Relay1 Life
07 adalah port 7
006 adalah failure code.
Dengan begitu kita bisa segera menuju ke port 7 untuk re-setting parameter di port 7 tersebut atau jika diperlukan kita bisa mengganti module 7 ini.

Namun di display HIM, tampilan yang akan muncul berbeda failure code nya. Yaitu tidak adanya angka 0 di depan.
Sehingga yang akan muncul dari failure code di atas adalah 7006, karena angka 0 tidak tertampilkan di depan angka selain 0.
Misalkan di software muncul 00051, maka di HIM display yang muncul adalah 51 saja.
Contoh lainnya adalah Failure Code 00155 Bipolar conflict seperti pada gambar dibawah ini.
Maka di HIM display yang muncul hanya 155.
Fault, Event and Alarm Information



Cara Connect ke PowerFlex 755
Pertama pastikan laptop kita sudah ter install program Drivetools.
Software ini kecil kok size nya.
1.      Pastikan laptop kita sudah connect dengan menggunakan RSLinx dan configure connectionnya dengan RS Who.


RSLinx



2.      Buka start menu dan click drive tools, dan select drive executive
Start Menu



3.      Open file jika sudah punya project file nya dan akan membuka dari project file tersebut.
Open file Project


4.      Jika tidak punya project file maka bisa juga upload dari PowerFlex755 dari tab Drive dan pilih upload from 0-PowerFlex755.
Upload dari 0-PowerFlex755


5.      Setelah connect dan kita menemukan fault yang dimaksud maka kita bisa menggunakan menu HELP untuk lebih mengetahui definisi failure ini denga click kanan pada parameter tersebut.
 
Click Kanan untuk melihat definisi fault


Definisi Fault

Selain itu bisa juga dengan download aplikasi Fault finder di playstore untuk android.
Fault Finder dari Aplikasi Android



Note :
Berikut adalah warna dari parameters dan arti dari warna nya, icon ini terdapat di layar kanan bawah dari program DriveTools.
Deskripsi warna dari parameter

Demikian catatan tentang VFD PowerFlex755 ini, semoga catatan ini membantu siapa saja yang membutuhkan.





Minggu, 29 Juli 2018

RB211 Failed start on "GG to Idle Speed" Sequence

Gas Turbine Engine RB211 Failed start on "GG to Idle Speed" Sequence

Hai Guys....
Ketemu lagi, kali ini kita akan sedikit sharing tentang kegagalan start up pada engine RB211 Rolls-Royce. 
Sedikit info bahwa Industrial Aero Derivative gas turbine Rolls Royce ini telah diakuisisi oleh Siemens, sehingga namanya menjadi RB211 Siemens.

Seperti kita lihat di bawah ini start up sequence untuk RB211 kurang lebih seperti pada gambar berikut :




Seperti kita lihat, GG Ignition akan terjadi setelah sequence "Exhaust Purge" selesai. Saat itu speed engine masih di N2 = 2950 rpm. 
Setelah terjadi ignition, maka Speed engine akan ramping up dengan bantuan firing (pembakaran) dan starter. Starter ini akan membantu ramping up speed hingga mencapai N2 = 4500 rpm, saat itu lah "Starter Cut" sequence akan terlewati. Starter cut adalah lepasnya starter dan engine akan ramping up speed hanya dengan bantuan firing (fuel) saja hingga mencapai idle speed. 

Kejadian engine Sequence Failed  saat diatas N2 = 4500 rpm ini sering membingungkan kita, karena di HMI (layar Monitor) tidak ada indikasi yang menunjukkan secara detail masalahnya, HMI hanya muncul "GG to Idle Speed Sequence Failed".

Selain itu di Start sequence flow chart pun juga hanya ada watch dog timer saja yang menggagalkan sequence ini, tapi lebih detail alasan kenapa watch dog timer ini tercapai tidak ada informasi yang bisa menjelaskan. 

Silakan lihat flow chart start up berikut ini :



Tuu khann.... gak ada keterangan kenapa GG idle speed tidak tercapai.
Ini yang bikin bingung, kondisi gini biasanya Pak Boss pada nanya, gimana niy.......
Hadeuh..... bikin makin panik.

Normalnya, sejak starter cut di N2=4500 rpm hingga tercapai idle speed di N2=6700 rpm ini akan dicapai kurang dari 90 detik (watch dog timer).

Alhamdulillah kami pernah mengalami hal ini 2x dengan ciri khas yang sangat mirip.

1st start attempts dengan exhaust temp mencapai 943 F dan N2 speed hanya mencapai 4791 rpm, 
2nd  start attempts dengna exhaust temp mencapai 972 F dan N2 speed hanya mencapai 4525 rpm.
Hal ini menunjukkan exhaust berlebihan karena tidak adanya  cooling air  melewati hot section karena bleed valve control solenoids mengalami stuck close.


Pada kondisi Start Normal,  dengan exhaust temp yang hanya 753 F , akan dicapai N2 speed  ramped up hingga speed of 5528 rpm, oleh karena itu  exhaust temperature tidak mengalami overtemp karena mendapatkan supply cooling air  yang cukup untuk  pendinginan di hot section dengan bleed valve control solenoids bekerja dengan baik.


Selain itu dengan tidak membuka nya starting BOV, maka akan terjadi surge di dalam compressor engine yang menyebabkan engine tidak bisa naik speed nya. Hal ini terjadi karena udara tidak bisa mengalir dengan smooth pada saat awal start up.

Kedepannya jika kita ada masalah dengan indikasi :
1.      Gagal start pada N2 > 4500 rpm dan sebelum mencapai idle speed.
2.      Saat gaga T455 mencapai diatas 900F
3.      Fuel gas pressure diatas 530 psig
Maka bisa kita arahkan trouble nya berada di BOV solenoid.

BOV solenoid ini memerintahkan BOV starter untuk membuka dengan tujuan :
1.      Mencegah terjadinya Surge di dalam compressor nya engine
2.      Membypass udara compressor saat start up

Ini dia Barangnya :
Solenoid BOV